Tentang Asa





Tumapel (Singhasari)
Abad ke-13


Pada tahun 1220-an Masehi, Prabu Kertajaya dari kerajaan Kadiri sedang berperang meredakan pemberontakan kerajaan Tumapel yang dipimpin oleh
Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi (Ken Angrok) yang didukung oleh para brahmana.


Sebuah urutan peristiwa menarik terjadi  dalam peperangan tersebut. Prabu Kertajaya, yang memiliki prajurit lebih banyak dan peralatan perang lebih lengkap, sesumbar tidak takut kepada Ken Angrok. Bahkan dia bersumpah bahwa dirinya hanya dapat dikalahkan oleh Bhatara Siwa. Mendengar sumpah itu, Ken Angrok pun segera memakai gelar Bhatara Siwa dan dibai'at oleh para brahmana melalui upacara sebagai titisan Bhatara Siwa. Padahal sebelumnya Ken Angrok diyakini sebagai titisan Bhatara Wisnu oleh seorang brahmana dari India yang bernama Lohgawe. Dan pada akhir peperangan, pasukan kerajaan Kadiri yang lebih besar pun dapat dikalahkan, dan Prabu Kertajaya "naik ke alam para dewa".


Jadi mana yang benar?? Ken Angrok itu titisan Bhatara Wisnu atau Bhatara Siwa??


Yang mana pun yang benar, yang jelas Ken Angrok telah memakai gelar Bhatara Siwa dan telah berhasil memenuhi sumpah Prabu Kertajaya dan "mengirimnya ke alam para dewa".




Yunani
Jaman Dulu Banget.



Sekitar 7 atau 8 abad sebelum Masehi, disuatu tempat di wilayah Yunani, ada sebuah simpul tali yang teramat rumit dan melegenda. Simpul Gordius namanya. Tersebar cerita bahwa siapa saja yang dapat mengurai simpul tali tersebut, dia akan menjadi raja yang besar, raja terbesar yang pernah ada di dunia.


Empat ratus tahun lamanya, beribu-ribu orang mencoba, tapi tak satu pun yang mampu mengurainya.
Hingga suatu hari datanglah seorang raja muda dari Macedonia, Alexander namanya.
Dihampirinya simpul tersebut. Dan tanpa berfikir panjang, ditebasnya simpul itu dengan pedangnya. Dan terburailah tali simpul tersebut. Terpotong-potong dalam satu tebasan.


Simpul Gordius yang selama 400 tahun melegenda akhirnya terurai oleh satu tebasan pedang..


Dan apakah cerita legenda itu terwujud?? Apakah sang pengurai simpul Gordius tersebut akhirnya menjadi raja terbesar yang pernah ada??


Jawabannya adalah "iya"!!


Alexander menjadi seorang Senopati (Panglima Perang) yang tak pernah kalah dalam setiap pertempuran, meskipun seringkali jumlah pasukan musuhnya jauh lebih banyak dari jumlah pasukannya. Dan dia berhasil mendirikan sebuah imperium raksasa yang membentang dari Eropa, Afrika Utara, hingga Asia Tengah dan Selatan. Kerajaan dengan kekuasaan terluas yang pernah tercatat dalam sejarah.




Di Salah Satu Sudut Kota Jababeka  (Bekasi)
Hari Sabtu Di Bulan Mei

Saya masih terbengong-bengong mendalami kedua cerita di atas.



Setelah membaca cerita tentang pemberontakan Ken Angrok, saya berfikir pakah jika Ken Angrok tidak memakai gelar Bhatara Siwa, tidak dapat mengalahkan Prabu Kertajaya dari Kadiri??
Dan apakah benar sumpah Prabu kertajaya bahwa dia hanya dapat dikalahkan oleh Bhatara Siwa??


Saya berfikir bahwa sumpah yang diucapkan Prabu Kertajaya hanyalah semacam intimidasi mental atas para pemberontak dari Tumapel. Bisa juga sebagai motivasi para prajurit Kadiri yang bertempur, agar mereka yakin bahwa mereka tak mungkin dapat dikalahkan para pemberontak dari Tumapel. Jika sumpah itu memang benar, tidak mungkin Prabu Kertajaya dapat dikalahkan oleh Ken Angrok, karena Prabu Kertajaya hanya bisa dikalahkan oleh Bhatara Siwa, sedangkan waktu itu Ken Angrok dipercaya sebagian orang sebagai titisan Bhatara Wisnu.


Tetapi dengan memakai gelar Bhatara Siwa, secara tak langsung Ken Angrok sendiri melakukan pembenaran atas sumpah musuhnya tersebut. Dengan dibai'at para brahmana melalui suatu upacara, Ken Angrok
ditetapkan sebgai titisan Bhatara Siwa. Hal ini juga membuat saya berfikir bahwa ini hanyalah suatu intimidasi mental balasan kepada Prabu Kertajaya dan para prajuritnya, sekaligus menaikkan semangat perang para prajurit pemberontak dari Tumapel.


Hasilnya??


Senjata makan tuan!!
Prabu Kertajaya termakan sumpahnya sendiri.


Tetapi apakah hanya karena adanya sumpah dan gelar yang membawa kesuksesan Ken Angrok??


Saya rasa tidak. Saya sangat yakin sekali bahwan Ken Angrok adalah seorang yang ahli dalam strategi perang. Dia bisa mengalahkan pasukan Kadiri yang lebih banyak dan lebih lengkap senjatanya.
Dia bisa menghentkan hegemoni kekuasaan keturunan Kerajaan Medang (Mataram Kuno / wangsa Syailendra, wangsa Sanjaya, wangsa Isnaya) yang sejak awal berkuasa di tanah Jawa, dan kemudian mendirikan dinasti baru yaitu wangsa Rajasa (Tumapel/Singhasari), dan wangsa Wardana (Majapahit).


Tetapi harus diakui bahwa sumpah Prabu Kertajaya dan gelar Bhatara Siwa yang disandang Ken Angrok memang sangat berpengaruh dalam mengobarkan semangat tempur para prajurit Kadiri maupun Tumapel.
Dengan semangat tempur dan keyakinan bahwa rajanya adalah benar-benar titisan Bhatara Siwa, maka prajurit Tumapel yang jumlahnya dan perlengkapannya lebih sedikit dapat menggulung habis para prajurit Kadiri yang sudah terkenal kehebatannya sejak jaman Prabu Jayabhaya itu. Meskipun mungkin mereka sebelumnya sempat merasa kecut nyalinya karena sumpah yang diucapkan Prabu Kertajaya.


Itulah kekuatan dari sebuah motivasi (penyemangat) yang berbuah keyakinan dan asa (harapan) untuk menang, yang dapat membolak-balikkan keadaan. Yang dapat membuat sesuatu hal yang terlihat tidak mungkin menjadi mungkin, yang terlihat mustahil menjadi nyata dan benar-benar terjadi..


Lalu saat membaca cerita kedua, tentang Alexander yang agung, saya pun tidak kalah takjub dengan kekuatan semangat dan motivasi yang didapat Alexander dari keberhasilannya mengurai simpul Gordius.
Dengan motivasi, kecerdikan, dan keahliannya dalam strategi militer, perang, dan politik, dia mampu membuat imperium terbsar dalam sejarah di usia yang masih muda.. Dibawah 30 tahun!!


Dan harus diakui, Alexander adalah salah satu (kalau bukan satu-satunya!!) senopati yang tidak pernah kalah dalam semua pertempuran yang dialaminya, walau pun jumlah pasukan musuhnya seringkali jauh lebih besar dari pasukannya. Semangat tempur dan strategi perang yang hebat adalah senjata utamanya dalam menakukkan kerajaan-kerajaan bawahannya.


Dan satu lagi yang membuat saya kagum atas kedua tokoh sejarah tersebut adalah cara berfikir mereka yang lateral (di luar kebiasaan) dalam mengambil keputusan.


Saat mendengar sumpah Prabu Kertajaya, dengan entengnya Ken Angrok mengangkat diri sebagai titisan Bhatara Siwa dan memakai gelarnya.
Jika saya adalah Ken Angrok pada waktu itu, mungkin yang akan saya lakukan adalah berpesan kepada prajurit-prajurit saya agar tidak termakan sumpah ngibulnya Prabu Kertajaya. Saya akan meyakinkan para prajurit bahwa Prabu Kertajaya adalah manusia biasa yang dapat dikalahkan siapa saja.


Tetapi langkah yang di luar pemikiran biasa yang diambil oleh ken Angrok. Sumpah Prabu Kertajaya yang seharusnya melemahkan mental para prajuritnya malah dibenarkan dan dibalikkan menjadi pengobar semangat prajurit Tumapel.


Sedangkan Alexander saat melihat rumitnya simpul tali Gordius, dengan santainya dia menebas simpul itu hingga terburai.
Padahal selama 400 tahun banyak orang dengan susah payah mencari celah dengan marunut ujung-ujung simpul tersebut, menarik dan mengulurnya, memutar-mutarnya, dan berbagai cara "konvensional" telah banyak dilakukan.


Tetapi nampaknya bagi Alexander tidak masalah bagaimana simpul itu terurai. Kalau bisa pakai cara mudah, kenapa harus pakai cara yang sulit??
Tebas saja pakai pedang!! Terburailah simpul tersebut!!


Sebuah pemikiran yang sederhana, tetapi di luar cara berfikir orang kebanyakan..


Kecerdasan dan kejelian dalam mengambil keputusan yang dimiliki Ken Angrok dan Alexander itulah yang membuat saya masih terbengong-bengong sambil mengetik artikel ini..


Kalau saja para pemimpin kita sekarang punya semangat, kecerdasan, dan keberanian seperti mereka, kira-kira seperti apa ya negara kita sepuluh tahun lagi??

7 komentar:

John Leviat 7 Mei 2012 pukul 15.36  

Hi.. please visit my blog

ICAH BANJARMASIN 10 Mei 2012 pukul 08.04  

Wuihhhh..mantef banget artikelnya bang..apalagi soal kerajaan suka banget dah aku..hahahyy

Blog Keperawatan 10 Mei 2012 pukul 11.58  

Terima kasih sahabat atas berbagi cerita dan juga sejarahnya nih

Rifani.pfr 10 Mei 2012 pukul 13.20  

itung² belajar sejarah ya sob... :)

nice...

A-NX Blog 10 Mei 2012 pukul 19.44  

baca2 disini,,
alhmdllah dpet ilmu baru, tq sob :)

USOFT 14 Mei 2012 pukul 02.23  

waduuh.. keren nih artikelnya..! wokkegh deh.. :D kirain tadi Asa itu apaan..:D

*perdana nih.. :D

nuh abadi 10 September 2013 pukul 15.33  

ken arok emank hebat, tapi kelakuanya dia ketika merebut istri orang bernama ken dedes, sangat tidak patut utk di tiru. meskipun saya berasal dari malang, sama seperti ken arok, saya sangat tidak setuju dg perbuatanya itu.

Posting Komentar

boleh copy-paste, namun mohon sertakan link langsung ke sumber postingannya. :)



Stats


Google PageRank Checker