Nabi Isa AS dan Pemuda Israel

Di suatu hari yang cerah, Nabi Isa AS (Eeshoa / Ioshua / Yesus) sedang berjalan-jalan di tepian gurun di suatu wilayah di Palestina. Wajahnya yang memancarkan sinar kemuliaan dan tatapan matanya yang teduh dan penuh kesabaran dan kasih sayang memberi kedamaian kepada setiap makhluk yang bertemu dengannya.. Rambutnya yang panjang dan lurus dan tampak seolah selalu basah, berkilau diterpa cahaya matahari..

Di suatu tempat dia bertemu dengan beberapa pemuda bani Israel. Mereka adalah Panjul (bukan nama sebenarnya!!), Paijo (bukan nama sebenarnya!!), Paidi (bukan nama sebenarnya!!), dan Parmin (juga bukan nama sebenarnya!!).

"Salam sejahtera untuk kalian, wahai saudara-saudaraku.." ucap sang putera Maryam kepada mereka.

Namun sepertinya Panjul and the gank tidak mempedulikan salam sang Nabi. Tapi mereka terlihat senang bertemu sang Nabi.

"Hai putera Maryam, kami dengar kau dapat menghidupkan orang yang telah mati. Kami dengar kau telah menghidupkan banyak orang yang telah mati.." tanya Paidi dengan gaya dimirip-miripkan dengan jagoan di film koboi.

"Kenapa kau bertanya demikian, Paidi??" tanya sang putera Maryam.

"Halaahh...  Jawab aja lah..  Kami ingin tahu benar atau tidak kau bisa menghidupkan kembali orang mati..!!" kata Parmin dengan gaya mirip kompeni.

"Sesungguhnya Dia-lah yang menguasai hidup dan matinya setiap makhluk. Dan hanya kepada-Nya lah aku berserah diri. Ilmu yang kumiliki adalah setitik karunia yang telah diberikan-Nya kepadaku.. Aku berdo'a kepada Allah dan berusaha.. Maka dengan seizinnya, mereka dapat bangkit dari kematiannya.." jawab sang Nabi.

"Kalau begitu ajarin kita dong, Isa.." pinta si Paijo dengan gaya yang lebih sopan dibanding Paidi dan Parmin.

"Maaf saudara-saudaraku, aku tak dapat mengajarkannya kepada kalian.." jawab Nabi Isa AS.

"Kenapa kau tak dapat mengajarkannya kepada kami, hai Putera Maryam??" tanya panjul yang dari tadi bengong kayak orang bego.

"Karena sesungguhnya kalian belum siap untuk menerima ilmu ini..  Aku khawatir nantinya malah membawa petaka bagi kalian.." jawab sang Nabi lagi.

"Petaka apa??  Ketahuilah hai Isa, sesungguhnya kami sangat siap.. Dan kami bersedia menanggung semua akibat yang akan terjadi!!" kata si Parmin masih dengan gaya kompeni-nya..

"Benar kata Parmin itu.. Kamu ga usah kuatir lah..  kita-kita ini udah biasa menghadapi bahaya, kok.." tambah
si Paijo.

Karena terus menerus didesak, akhirnya Nabi Isa AS pun mengajari mereka lafaz do'a dan cara membangkitkan orang yang telah mati.
Sebelum berpisah dengan mereka, sang Nabi meminta kepada mereka untuk tidak sembarangan menggunakannya, dan berpesan agar menggunakanya hanya untuk menolong sesama.
Gank P4 (Panjul, Paijo, Paidi, dan Parmin) menyetujui dan berjanji akan mematuhi sang Nabi.

Tapi emang dasarnya Panjul and the gank ini orang-orang munafik dan tidak jujur, maka janji itu tinggallah janji. Tujuan mereka sebenarnya adalah ingin mendapatkan banyak uang dari kemampuan mereka menghidupkan orang yang telah mati. Tentu akan ada banyak orang yang bersedia mengeluarkan banyak uang untuk dapat menghidupkan kembali orang-orang yang mereka sayangi.

Yup!!
Itulah tujuan mereka..  UANG!!

Sepeninggal Nabi Isa AS, mereka pun berdiskusi hendak mencoba mempraktekan ilmu yang telah diberikan sang putera Maryam.

"Kita ke kuburan aja, yok..!!" kata Paijo bersemangat.

"Goblok kamu tu, Jo..  Ngapain ngidupin orang yang udah mati tanpa dibayar??  Malah bikin repot aja..  Iya klo keluarganya masih mau nerima.. Lha klo enggak??  Mosok mau ikut kita juga??" protes si Panjul.

"Sudahlah.. Jangan pada berisik!! Yang penting sekarang kita sudah mendapatkan ilmunya.. Tinggal prakteknya aja.." kata Paidi.

Parmin celingukan mencari inspirasi. Tak lama kemudian dia pun mendapatkan apa yang dicarinya.
"Ah!!  Itu dia!!" teriaknya sambil menunjuk tumpukan tulang-belulang di tempat sampah.

Mereka pun medekati tulang belulang tersebut.

"Sepertinya tulang kambing ini.." kata Paijo.

"Bukan...  Ini tulang keledai.." kata Panjul.

"Aku rasa ini tulang onta.." kata Parmin.

"Goblok kalian semua!!  Jelas-jelas ini tulang ikan!!" kata Paidi sok tahu tapi ngotot.

"Hah?? Ikan apaan yang tulangnya begini? Tinggal di darat lagi.." kata Panjul.

"Ikan teri, bego!!" jawab Paidi masih ngotot.

"Mana ada ikan teri tulangnya gede-gede gini? Ikan teri kan kecil??" protes Panjul.

"IKAN TERI!! Kalau aku bilang ikan teri, ya ikan teri!!  Jangan ada yang protes!!" bentak Paidi dengan ngotot dan galak.

Akhirnya, dibawah intimidasi Paidi, mereka pun menyepakati bahwa tulang-belulang tersebut adalah tulang-belulang ikan teri..

Lalu mereka pun mulai mencoba ilmu yang telah mereka dapat. Mereka membaca doa dan mencoba membangkitkan kembali makhluk yang tinggal tulang-belulang itu dari kematiannya.

Dan tulang-belulang itu pun bergerak membentuk suatu formasi, kemudian mulai terbungkus dengan daging dan lemak diikuti urat-urat dan darah, dan diakhiri dengan kulit dan rambut. Dan sempurnalah tulang-belulang itu terbentuk kembali ke wujudnya sebagai suatu makhluk hidup..

Alangkah terkejutnya Paijo and the gank. Ternyata makhluk tersebut bukanlah kambing, keledai, atau pun onta, (dan tentu saja bukan ikan teri!!), melainkan seekor singa padang pasir yang sangat besar, lebih besar daripada ukuran singa normal.

Dan yang lebih buruk, kelihatannya si singa sedang kelaparan. Matanya berkilat-kilat menatap sekumpulan manusia dihadapannya. Sambil menyeringai menampakkan taring-taringnya yang tajam, singa itu mendekati Paijo cs.

Gank P4 sangat ketakutan hingga menggigil..

"Tuh kan... Apa ku bilang.. Pasti ikan teri... " kata Paidi masih ngotot walaupun sambil menggigil ketakutan.

Kawan-kawannya yang lain tidak menjawab. Mereka terkunci dalam ruang ketakutan yang sangat menyiksa.
Dan ketakutan itu semakin menjadi-jadi tatkala si "ikan teri" tersebut telah berada tepat di depan mereka dan membaca do'a sebelum makan.
Tampak si singa benar-benar hendak menyantap mereka.

Dan akhirnya, peristiwa itu terjadilah. Sesaat setelah sang singa membaca doa sebelum makan, Paijo and the gank pun menghembuskan nafas terakhir mereka. Dan tubuh mereka pun menjadi santapan makan siang sang singa..

Sang singa yang semula perutnya kempis, sekarang telah kenyang. Dengan santai dia berjalan menuju ke arah padang pasir..

"Maha Suci Allah..  Hidup ini memang indah.. Syukurku kuhaturkan kepada-Mu ya Raab karena telah mengizinkan aku hidup sekali lagi.." gumamnya..

***



Saat kita mengharapkan sesuatu, kemudian berdo'a memohon kepada Allah, tetapi tidak dikabulkan, maka sesungguhnya hal itu dalah yang terbaik untuk kita.

Mungkin kita memang belum siap untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Mungkin kita memang belum pantas mendapatkan apa yang kita harapkan, karena itulah Allah tidak mengabulkan do'a kita.

Jikalau pun dipaksakan, kemungkinan besar hanya akan membawa petaka untuk kita.
Seperti halnya para pemuda Israel tersebut yang ngotot minta diajarkan ilmu menghidupkan orang yang telah mati. Mereka bahkan mereka tidak dapat membedakan antara tulang-belulang hewan jinak, dan tulang-belulang hewan liar yang ganas. Akhirnya mereka pun menemui ajal karena ke-tidak-siap-an mereka sendiri..



Note :
Cerita ini saya sadur dari sebuah cerita tentang Nabi Isa AS yang pernah saya dengar.

4 komentar:

AdHiE ToKeKx 2 Februari 2012 pukul 21.19  

wah cerita yang penuh makna dan sangat berguna, memang tdk baik memaksakan segala sesuatu

itulah akibat yg di terima oleh genk P4....hehe

Spenza-Sumpiuh 6 Februari 2012 pukul 16.48  

nice sare kawan

cindelaras 8 Februari 2012 pukul 13.50  

@dieza : terimakasih sudah berkunjung, kawan.. :)

@adhie : iya, kawan.. terimakasih ya sudah membaca artikelku.. :)

@spenza : terimakasih kunjungannya, kawan.. :)

Jejak Puisi 13 Februari 2012 pukul 14.07  

keren ceritanya... ajarkan makna jika ilmu yg didapat bukan hanya u/ sekedar mencari kekayaan.

subhanallah... makasih dah berbagi y sob

salam blogger ^^

Posting Komentar

boleh copy-paste, namun mohon sertakan link langsung ke sumber postingannya. :)



Stats


Google PageRank Checker